KEAJAIBAN DUNIA

Keajaiban Dunia Candi Borobudur


Lokasi dan Pembuatan

Candi Borobudur merupakan nama sebuah candi Buddha yang terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah baratdaya Semarang dan 40 km di sebelah baratlaut Yogyakarta, dan berada pada ketinggian kira- kira 265,4 m di atas permukaan laut.
Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi ini diduga dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja Kerajaan Mataram Kuno. Pembangunan candi itu diduga selesai pada 847 M. Menurut Prasasti Klurak (784 M) pembuatan candi ini dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya yang sangat dihormati, dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarman sebagai penasihat yang ahli dalam ajaran Buddha Tantra Vajrayana. Pembangunan candi ini dimulai pada masa Maha Raja Dananjaya yang bergelar Sri Sanggramadananjaya, dilanjutkan oleh putranya, Samaratthungga, dan oleh cucu perempuannya, Dyah Ayu Pramodhawardhani.

Asal dan Jejak Kata “Borobudur”

Nama Borobudur sendiri masih mengandung banyak penafsiran dan banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, artinya “gunung” (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalnya, kata borobudur berasal dari ucapan “para Buddha” yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata “bara” dan “beduhur”. Kata bara berasal dari kata vihara (Sansekerta) yang artinya kompleks candi atau biara dan budur yang berasal dari kata beduhur yang berarti di atas. Dengan demikian, Borobudur berarti “biara di atas bukit” yang mungkin diidentifikasikan dengan sebuah gunung yang berteras-teras (budhara). Sumber lain mengatakan Borobudur berarti “biara yang terletak di tempat tinggi”.
Nama Borobudur diketahui terdapat dalam naskah Nagarakretagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, di mana disebutkan “biara di Budur”. Kemudian pada naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta, yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam sangkar.
Arsitektur
Candi Borobudur merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. Luas bangunan Candi Borobudur 15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari dua juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 cm X 10 cm X 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton.
Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jika rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya 3 km. Jumlah tingkat ada sepuluh, tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar.
Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. Tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir.
Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat: enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar, dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Tersebar pula di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.

Stupa

Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Buddha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Buddha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut. Candi Borobudur memiliki 504 stupa Buddha di kompleksnya.
Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.
Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.
Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga “unfinished Buddha”, yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha—padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada stupa utama. Patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. Menurut kepercayaan, patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini.
Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.
Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala. Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok lego yang bisa menempel tanpa lem.
Relief
Candi Buddha ini memiliki 1.460 relief, di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuno yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita Jātaka.

Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya; mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meski sisi-sisi lainnya serupa benar.

Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut:

Karmawibhangga
Salah satu ukiran Karmawibhangga di dinding candi Borobudur (lantai 0 sudut tenggara). Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang memunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan ukiran ini merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.
Lalitawistara
Relief ini merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari surga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat Kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di surga mau pun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai “Pemutaran Roda Dharma”, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.
Jataka dan Awadana
Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain mana pun. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat kebuddhaan.
Ada pun Awadana, pada dasarnya, hampir sama dengan Jataka tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti “perbuatan mulia kedewaan”, dan kitab Awadanasataka atau “seratus cerita Awadana”. Pada relief Candi Borobudur, Jataka dan Awadana diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup pada abad ke-4 M.
Gandawyuha
Relief ini menghiasi dinding lorong ke-2, adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
Pemugaran-pemugaran
Sebelum dipugar, Candi Borobudur hanya berupa reruntuhan seperti halnya artefak-artefak candi yang baru ditemukan. Pemugaran selanjutnya oleh Cornelius pada masa Raffles mau pun Residen Hatmann. Periode selanjutnya pemugaran dilakukan pada 1907-1911 oleh Theodorus van Erp yang membangun kembali susunan bentuk candi dari reruntuhan karena dimakan zaman sampai kepada bentuk sekarang.
Van Erp sebetulnya seorang ahli teknik bangunan Genie Militer dengan pangkat letnan satu, tetapi kemudian tertarik untuk meneliti dan mempelajari seluk-beluk Candi Borobudur, mulai falsafahnya sampai kepada ajaran-ajaran yang dikandungnya. Untuk itu dia mencoba melakukan studi banding selama beberapa tahun di India. Ia juga pergi ke Sri Langka untuk melihat susunan bangunan puncak stupa Sanchi di Kandy, sampai akhirnya menemukan bentuk Candi Borobudur. Ada pun landasan falsafah dan agamanya ditemukan oleh Stutterheim dan NJ. Krom, yakni tentang ajaran Buddha Dharma dengan aliran Mahayana-Yogacara dan ada kecenderungan pula bercampur dengan aliran Tantrayana-Vajrayana.
Robert von Heine Geldern (antropolog-etnolog Austria,) berdasarkan hasil penyelidikan yang ia lalukan menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada zaman Neolitik dan Megalitik yang berasal dari Vietnam Selatan dan Kamboja. Pada zaman Megalitik itu nenek moyang bangsa Indonesia membuat makam leluhurnya sekaligus tempat pemujaan berupa bangunan piramida bersusun, semakin ke atas semakin kecil. Salah satunya yang ditemukan di Lebak Sibedug Leuwiliang Bogor Jawa Barat. Bangunan serupa juga terdapat di Candi Sukuh di dekat Solo, juga Candi Borobudur. Kalau kita lihat dari kejauhan, Borobudur akan tampak seperti susunan bangunan berundak atau semacam piramida dan sebuah stupa. Berbeda dengan piramida raksasa di Mesir dan Piramida Teotihuacan di Meksiko, Candi Borobudur merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida Borobudur berupa kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara mana pun, termasuk di India. Hal tersebut merupakan salah satu kelebihan Candi Borobudur yang merupakan kekhasan arsitektur Buddhis di Indonesia.
Monograf Borobudur untuk pertama kalinya diterbitkan dalam bahasa Belanda dan diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis setahun kemudian. Monograf ini memuat ratusan sketsa dan gambar candi beserta isinya, dibuat atas prakarsa pemerintah Belanda dengan melibatkan sedikitnya tiga orang ahli: Leeman, Wilsen, dan Brumund. Sejak diterbitkan monograf ini, akses masyarakat luas (terutama Eropa) terhadap informasi Borobudur menjadi terbuka lebar. Mulai Borobudur mengambil tempat dalam “peta sejarah dunia” dan menarik perhatian para ahli untuk meneliti lebih jauh.

Eiffel Tower Picture

TripAdvisor: Hotel, Hotel + Air and Car Rental Deals for Paris

Eiffel Tower Picture

Eiffel Tower Picture - Eiffel Tower during the day.

The Eiffel Tower in Paris is a 986 foot tall iron structure that is next to the Seine River. It is the most famous French landmark and is used as a symbol of France.

Eiffel Tower Picture

Eiffel Tower Picture - Eiffel Tower at night.

The Eiffel Tower at the time of its construction in 1889 was the tallest structure in the world and remained so until 1930.

Eiffel Tower Picture

Eiffel Tower Picture - Eiffel Tower at ground level.

Named after its designer, engineer Gustave Eiffel, it is a world famous tourist destination with over 5.5 million visitors per year.


Piramida Besar Cheops di Giza

Berbeda dengan pandangan umumnya, hanya Piramida Besar Cheops (Khufu) yang menjadi keajaiban dunia, bukan ketiga-tiganya di kompleks piramida di Giza. Piramida tersebut dibangun oleh Pharaoh dinasti IV yang bernama Khufu sekitar tahun 2560 sebelum Masehi. Tradisi pembangunan piramida berawal dari pengembangan bangunan mastaba (platform) yang melapisi makam kekaisaran. Selanjutnya, penumpukan beberapa mastaba menjadi dasar pembangunan piramida, salah satunya piramida tingkat Raja Djoser di Saqqara, Mesir oleh arsitek terkenal, Imhotep.

Pembuatan Piramida Besar memakan waktu 20 tahun. Lokasi dipersiapkan, lalu blok batu diangkut dan ditempatkan. Pembungkus luar, yang lama kelamaan hilang terkikis, berguna untuk menghaluskan permukaan. Beberapa teori dikemukakan tentang bagaimana cara menempatkan blok-blok batu. Suatu teori menyatakan pembangunan jalur landai yang lurus maupun spiral selama pembuatan piramida. Jalur ini dilapisi lumpur dan air meringankan pemindahan blok - blok yang (mungkin) didorong atau ditarik sampai tempatnya. Teori lainnya menyebutkan penaruhan blok tersebut menggunakan pengungkit yang amat panjang dengan kaki bersudut sempit.

Sepanjang sejarah, piramida telah memancing imaginasi manusia. Selain pernah disebut "Lumbung Josef" dan "Bukit Firaun", piramida juga menjadi bagian sejarah ketika Napoleon menguasai Mesir tahun 1798. Napoleon mengatakan ""Soldats! Du haut de ces Pyramides, 40 siècles nous contemplent"(Prajurit! Dari puncak piramida-piramida ini, sejarah 40 abad sedang mengamati pertempuran kita).

Saat ini, lokasi Piramida Besar beserta piramida yang lain dan Sphinx menjadi daerah wisata dekat dataran tinggi Giza. Juga terdapat di daerah ini museum Kapal Matahari yang misterius, ditemukan tahun 1954 sebelah selatan piramida. Kapal tersebut dikatakan dipakai untuk membawa jasad Khufu menuju kediaman terakhirnya, dan dipercaya sebagai media transportasi menuju kehidupan setelah mati.

PATUNG LIBERTY

It is true??Or cuma aku je xtau.
Statue of Liberty has sisters around the world. Well here the fact and it very interesting.
Beside at the US National Part Monument, there is a sister statue in Paris and several others elsewhere in France, including one in Bartholdi's home town of Colmar, erected in 2004 to mark the centenary of Bartholdi's death. They also exist in Austria, Germany, Italy, Japan, China, Brazil and Vietnam.(ehhh Vietnam) One existed in Hanoi during French colonial days. There are replicas in theme parks and resorts, including the New York-New York Hotel & Casino in Las Vegas on the Strip, replicas created as commercial advertising, and replicas erected in U.S. communities by patriotic benefactors, including no less than two hundred donated by Boy Scout troops to local communities. During the Tiananmen Square protest of 1989, Chinese student demonstrators in Beijing built a 10 m image called the Goddess of Democracy, which sculptor Tsao Tsing-yuan said was intentionally dissimilar to the Statue of Liberty to avoid being "too openly pro-American." At around the same time, a copy of this statue was made and displayed on Connecticut Avenue in Washington, DC, in a small park across the street from the Chinese Embassy.

PuLAU dEwatA Bali

THE LOBBY ( Courtesy of Patra Jasa )

THE LOBBY ( Courtesy of Patra Jasa )

GEBOGAN

GEBOGAN

PATUNG DI KEBUN RAYA BEDUGUL

PATUNG DI KEBUN RAYA BEDUGUL

GOLF COURSE di TANAH LOT

GOLF COURSE di TANAH LOT

Jalan di Bali

Jalan di Bali

Dokar , sekarang masih ada

Dokar , sekarang masih ada

Dokar

Dokar

Ornamen orang bersepeda pada bangunan pura

Ornamen orang bersepeda pada bangunan Pura

STONE CARVING

STONE CARVING

Vihara Budha, di Banjar Singaraja

Vihara Budha:tempat ibadah teman kita yang ber agama Budha, di Banjar Singaraja

PURA BESAKIH , IBU SEMUA PURA DI BALI

PURA BESAKIH , IBU SEMUA PURA DI BALI

courtesy of reddoor

courtesy of reddoor: Cynthia Laksamana

LEGONG DANCER

LEGONG DANCER

PENARI

PENARI


Courtesy of DhimasAhmad

ni Sasih

Courtesy of Neka Art Museum : Ni Sasih

Payung Courtesy of Halycon studio

Payung Courtesy of Halycon studio

Festival Layang Layang

Bali Eye Birds View

Bali Eye Birds View

Di Bali 20 tahun yang lalu, saya naik Bemo Roda Tiga seperti ini
Dulu Bemo ini sangat Bagus catnya mulus dan Full Music, saya suka naik karena satu selera”Jazz dan Oldies” ketika yang lain cuma suara Knalpot. Sekarang Sopirnya adalah Manager di Satu Hotel.
Di Bali 20 tahun yang lalu, saya naik Bemo Roda Tiga seperti ini.
Ingin tahu Isi Kepala saya?. Ketahuilah Isi Kepala saya ada lorong surga, suka pada yang bagus indah dan menarik, sebagai gizi mata saya.
Daun Muda

Daun Muda

pEmandangan Alam Indonesia!by : WanaDaru

Panorama Alam Indonesia Yang Menawan Indahnya (Part 1)

Sungguh sangat indah panorama alam Indonesia ini. Mulai dari ujung barat sampai ujung timur ada aja yang bikin berdecak kagum.
Alhamdulillah akhirnya an berhasil menemukan beberapa foto panorama alam di negeri sendiri setelah yang kemaren (yang ini) yang luar negeri. Sengaja cuma beberapa yang an upload ke blog (biar ga kebesaran). Fotonya memang cuma berkisar khusus yang pemandangan alamnya saja coz an paling seneng ma panorama alam yang alami, wisata alam dari pada wisata budaya atau wisata industri, tapi bukannya ga suka lho, cuma lebih suka ma pemandangan alam asli.

Ternyata Indonesia memang negeri yang gemah ripah loh jinawi, subur tanahnya, kaya sumber dayanya dan yang ga kalah penting pemandangan alam yang tersebar dari sabang sampai merauke. Mulai dari atas gunung samapai dasar laut semuanya indah.

Sekali lagi itu menggambarkan betapa berkuasanya Alloh Azza Wa Jalla. Ialah Sang Pencipta Alam Jagat Raya beserta seluruh isinya. Ia juga Maha Indah dan menyukai keindahan, sehingga kalau itu dipadukan akan menghasilkan suatu Maha Karya yang Indah nan Sempurna. Secara tidak langsung itu menggambarkan Ayat-ayat kauniahNya di muka bumi ini, ayat-ayatNya yang tersirat di Alam ini. Mari kita tadaburi alam sekitar kita, rasakan keindahannya, Syukuri ni’matNya.

Ayo kita keliling Indonesia, menikmati panorama alamnya, ,,,,,,,,,, !!!

Danau Toba yang Menawan,,,,,,,,,,,

Danau Toba dari menara Brastagi

Danau Toba dari menara Brastagi

Danau Toba

Danau Toba

Yang ini Danau Sentani

Yang ini Danau Sentani

Lanjut ke pantai !!!!!!!!

Pantai Timur pangandaran

Pantai Timur pangandaran

Batu Hiu Pantai Pangandaran

Batu Hiu Pantai Pangandaran

Pantai Bira

Pantai Bira

Bunaken

Bunaken

Pantai Kuta Bali

Pantai Kuta Bali

Salah satu pantai di Lampung

Salah satu pantai di Lampung

Pantai Lovina

Pantai Lovina

Pantai Moluccas

Pantai Moluccas

Senja di Parang Tritis

Senja di Parang Tritis

Pemandangan Tanah Lot Bali

Pemandangan Tanah Lot Bali

Tanah Lot


Pura Tanah Lot ini terletak di Pantai Selatan Pulau Bali yaitu di wilayah kecamatan Kediri, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan, yang pembangunannya erat kaitannya dengan perjalanan Danghyang Nirartha di Pulau Bali.
Di sini Danghyang Nirartha pernah menginap satu malam dalam perjalanannya menuju daerah Badung dan kemudian ditempat inilah oleh orang-orang yang pernah menghadap kepada Danghyang Nirartha dibangun bangunan suci (Pura atau Kahyangan) sebagai tempat memuliakan dan memuja Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa ) untuk memohon kemakmuran dan kesejahteraan.
Pura atau Kahyangan ini diberi nama Pura Pekendungan yang sekarang lebih dikenal dengan “ Pura Tanah Lot” sebagai salah satu penyungsungan jagat.

Bagaimana ikwal perjalanan Danghyang Nirartha tatkala berkeliling di Pulau Bali dan sampai ditempat ini, sebagaimana tertulis dalam babad Dwijendra Tatwa yang secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut: Pada suatu waktu Danghyang Niratha datang kembali ke Pura Rambut Siwi di dalam perjalanan beliau kelilling pulau Bali, dimana dahulu tatkala beliau baru tiba di Bali dari Brambangan (Blambangan) pada sekitar tahun icaka 1411 atau tahun 1489 M beliau pernah singgah di tempat ini.
Setelah berada di Pura Rambut Siwi untuk beberapa lama, kemudian beliau melanjutkan perjalanannya menunju arah Purwa (Timur) dan sebelum berangkat paginya Danghyang Niratha melakukan sembahyang Surya Cewana bersama orang-orang yang ada disana. Sesudah menyiratkan (memercikkan )tirtha terhadap orang orang yang ikut melakukan persembahyangan , lalu Danghyang Nirartha keluar dari Pura Rambut Siwi berjalan menuju arah ke Timur.
Perjalanan beliau ini menyusuri pantai Selatan pulau Bali dengan diiring oleh beberapa orang yang teraut cinta bhaktinya kepada Danghyang Nirartha. Dalam perjalannya ini Danghyang Nirartha dapat menyaksikan bagaimana deburan ombak laut menerpa pantai menambah keindahan alam yang sangat mengasyikkan.
Terbayang oleh beliau bagaimana kebesaran Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa ) yang telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya yang dapat membrikan kehidupan bagi manusia. Karena asyik memperhatikan dan memandang keindahan alam dengan segala isinya, sampai –sampai Dangyang Nirartha tidak merasakan kelelahan didalam perjalanannya. Sebagaimana biasanya di dalam perjalanan Danghyang Nirartha senantiasa membawa lontar dan pengrupak (pisau raut untuk menulis pada daun lontar ) sehingga apa-apa yang diangap penting baik yang dilihat maupun yang dirasakan kemudian disusun dalam bentuk kakawi_n atau gubahan lainnya. Demikian pula mengenai perjalanannya dari Pura Rambut Siwi ini, sehingga karena asyiknya beliau memperhatikan serta memandang dan memikirkan segala sesuatu yang dipandang penting dan akan digubah, tahu-tahu Danghyang Niratha sudah sampai pada suatu tempat di pantai Selatan dipantai Selatan pulau Bali.
Di pantai ini terdapat sebuah pulau kecil yang terdiri dari tanah parangan (tanah keras) dan disinilah Danghyang Nirartha berhenti dan beristirahat. Tidak antara lama Dangyang Nirartha beristirahat disana, maka berdatangan kesana para nelayan untuk menghadap kepada Danghyang Nirartha sambil membawa berbagai persembahan untuk diaturkan kepada beliau. Kemudian setelah sore hari, para nelayan tersebut memohon kepada Danghyang Nirartha agar beliau berkenan bermalam dipondok mereka masing- masing, namun permohonannya ini semua ditolak oleh Danghyang Nirartha, karena beliau lebih senang bermalam di pulau kecil itu. Disamping hawanya segar, juga pemandangannya sangat indah dan dari sana belaiu dapat melepaskan pandangan secara bebas kesemua arah. Pada malam harinya sebelum Danghyang Nirartha beristirahat, beliau memberikan ajaran-ajaran seperti agama,susila da ajaran kebajikan lainnya kepada orang-orang yang datang menghadap ke sana.
Tatkala itu Danghyang Nirartha menasehatkan kepada orang-orang itu untuk membangun Parhyangan ( Pura atau Kahyangan ) disana karena menurut getaran batin beliau yang suci serta petunjuk gaib bahwa tempat itu baik untuk tempat memuja Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang maha Esa ) . Dari tempat ini kemudian rakyat dapat memuja kebesaran sanghyang Widhi Wasa ( Tuhan YangMaha Esa ) untuk memohon wara nugrahaNya keselamatan dan kesejahteraan dunia. Demikian antara lain nasehat Danghyang Nirartha kepada orang-orang yang mengahadap pada malam hari itu, yang akhirnya sesudah Danghyang Nirartha meninggalkan tenpat itu, kemudian oleh orang-orang tersebut dibangunlah sebuah bangunan suci (Pura atau Kahyangan) yang diberi nama Pura Pakendungan yang kini lebih dikenal dengan sebutan Pura Tanah Lot.


Pantai Senggigi di Lombok

Pantai Senggigi di Lombok

Pantai Tanjung Aan

Pantai Tanjung Aan

Pantai Raja Ampat nan eksotik

Pantai Raja Ampat nan eksotik

Wah baru danau dan pantai yang sedikit aja dah banyak nich,,,, lanjut lagi nanti yang lain Insha Alloh Nyusul saja. klo terlalu banyak gambar ngeloadnya bisa lama. kalau Internetnya cepet sih ga masalah, tapi kalau lemot (kaya MIPA kalau siang hari lagi aktif kuliah) malah ga ada satupun yang kebuka. traveling kita lanjut lagi nanti, OK
Assalamualaikum wr.wb Selamat datang diblog saya, disini saya akan berbagi ilmu ,info,dan pengetahuan yang selama ini teman-teman belum ketahui selamat menikmati dan baca yang seksama dan kalau mau ambil karyaku ini tolong izin dahulu karena karya-karyaku ini dilindungi hak cipta allah dan negara............ kalau belum ada yang anda cari,kirim aza email ke bowothebatboys@yahoo.co.id.....insya allah saya akan bantu dengan sepenuh hati......... selamat membaca dan menikmati membaca karya-karya blog ini.................................................................. TERIMA KASIH atas luangan waktunya untuk baca????????

Download video clip 7 Icons Playboy

WANADARU

SMA N 1 KARANGDOWO